ngga saat ini
membedakan gangguan yang disebabkan oleh penyakit atau hama yang
menyerang tanaman, khususnya pada tanaman padi oleh sebagian kalangan
petani masih rancu dan membingungkan. Untuk itu kita bisa belajar
bersama membedakan, mengamati dan mendalami apa yang menjadi penyebab
untuk menemukan cara mengatasinya dengan tepat.
Gambar: Padi yang terkena asem-aseman
Pada kesempatan ini, kita akan membahas gangguan pada tanaman padi yang
disebabkan oleh penyakit. Penyakit pada tanaman padi itu bisa
ditimbulkan oleh beberapa sebab antara lain oleh jamur, bakteri, virus,
dan atau karena keadaan tanah itu sendiri.
Salah satunya sering kita temui jika pada tanaman padi yang baru
beberapa saat ditanam, tadinya dalam keadaan hijau dan baik, tapi
tiba-tiba terlihat mulai menguning seperti terbakar (klorosis). Pada
pertumbuhannya ditemukan gejala kerdil (tidak mau tumbuh), akarnya
tampak coklat kekuningan, dan keseluruhan daun berwarna kecoklatan
hingga akhirnya habis yang berujung terjadinya kematian pada jaringan
batang serta akarnya. Inilah yang dinamakan tanaman padi terjangkit
“asem-aseman”, begitu petani biasa menyebutnya.
Gejala terkena asem-aseman ini biasanya muncul hampir tiap tahun pada
musim tanam II, yaitu antara bulan Maret-April pada umur 2-4 minggu
setelah tanam terutama musim kemarau (juga bisa dimusim hujan). Kejadian
seperti ini akan semakin banyak dijumpai pada lahan sawah yang
kandungan C-organiknya rendah, ditambah kebiasaan petani kita yang
menggenangi sawahnya dengan tujuan untuk menekan pertumbuhan gulma
terutaman saat tanaman masih di usia muda. Pada lahan dengan drainase
yang buruk (tidak mendapat masukkan dan air sulit dibuang dari petakan),
juga akan dipastikan sangat mudah terjangkiti asem-aseman ini. Kondisi
ini jelas akan mengurangi suplai dan proses pertukaran oksigen di dalam
tanah, yang mana fungsinya sangat penting bagi perkembangan akar.
Disebut juga gejala asem-aseman ini terjadi, karena proses
perombakan/pelapukan bahan organik sisa jerami oleh mikroorganisme di
lahan tersebut yang belum selesai.
Namun biasanya sebagian petani masih menganggap, bahwa kondisi tanaman
yang demikian karena kekurangan unsur hara dengan kandungan N. Akhirnya
ditambahlah pemakaian pupuk Urea yang mana bukannya daun menjadi hijau
kembali, tapi malah akan semakin memperparah kondisi. Karena perlakuan
seperti ini membuat terjadinya penurunan pH, tanah menjadi semakin asam,
akhirnya tanaman keracunan Fe dan Na juga bisa timbul senyawa berbahaya
seperti Asam Sulfat (H2SO4). Apalagi jika tanaman masih muda, bisa
tambah makin parah jika dibarengi adanya serangan sundep (penggerek
batang).
Belajar dari pengalaman dan pengamatan di lahan juga sharing dari
beberapa teman petani lain yang sudah lebih dulu tahu, ternyata
mengatasi gejala terkena asem-aseman tidaklah sulit. Berikut beberapa
cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi atau bisa mencegah terjadinya
asem-aseman pada tanaman padi :
Perbaiki drainase lahan agar air bisa segera dibuang tidak terus
menggenang, atau bisa dibuat parit di sekeliling petakan lahan untuk
memudahkan air terkumpul di pinggir.
Melakukan penundaan waktu tanam sampai proses pelapukan sisa bahan
organik selesai dengan sempurna, bisa tambahkan bahan perombak berbahan
mikroorganisme tangguh untuk mempercepat proses. Imbangi dengan
pengolahan lahan yang baik.
Tambahkan setiap proses pengolahan lahan dengan pupuk kompos/kohe
yang sudah matang sempurna minimal 2 ton per hektar, agar ketersediaan
hara tetap terjaga dan meningkatkan sediaan C-Organik. Sehingga
memperbesar daya serap air dan meremajakan tanah, sekalian bisa
mengurangi pemakaian urea. Juga bisa tambahkan ZnSO4 15-20 kg per hektar
lahan.
Jika sudah terlanjur muncul gejala asem-aseman, undur jadwal
pemupukan dengan unsur N bisa 20 HST atau lebih. Ganti sumber unsur N
dari ZA, dan perhatikan asupan pupuk berimbang dengan kandungan P dan K
sesuai anjuran. Karena akar sedang bermasalah, berikan juga larutan
pupuk Zinc (ZnSO4) atau pupuk yang mengandung unsur Zn melalui aplikasi
semprot pada daun 4-5 sendok makan per 14 liter air untuk membantu
memulihkannya. (dengan Bio Optifarm juga mengandung Zinc, dosis aplikasi
3 tutup untuk 14 liter air).
Pada lahan sawah dengan pola tanam padi-padi-padi, dianjurkan juga
untuk menggunakan varietas yang lebih toleran tehadap asem-aseman
seperti Kalimas-Sintanur-Membramo.
Demikian beberapa cara untuk mengatasi asem-aseman yang bisa kita
lakukan, dengan melakukan pengamatan harian pada lahan (rajin
ditengok/ditiliki sawahe), diharapkan penanganan pada masalah yang
timbul bisa segera tertangani dengan cepat.
Apalagi jika ada tanda-tanda serangan hama maupun penyakit lainnya,
sehingga kerugian yang akan terjadi bisa dihindari seminimal mungkin.
Penambahan dengan Pupuk Organik Cair plus Hayati Majemuk Bio Optifarm
juga sangat kami anjurkan, karena selain mengandung mikroorganisme
tangguh untuk mempercepat proses perombakan bahan organik. Kandungan
Zinc (Zn) dan C-Organik yang ada didalamnya, juga membantu mempercepat
pemulihan tanaman padi yang terkena gejala asem-aseman. Mikroorganisme
didalam Bio Optifarm juga bisa turut membantu menormalkan kembali
kondisi pH tanah yang terlanjur asam. Pemberian dengan dosis yang tepat
akan memaksimalkan hasil.
Mohon maaf jika ada kekurangannya karena keterbatasan ilmu kami, semoga
ini bermanfaat....(epm)
Baca juga : Update. Testimoni, Bio Optifarm juga bisa membantu atasi
asem-aseman
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Mengatasi padi asam-asaman
Penyebab padi asam-asaman :
- Penggantian varietas
- Peningkatan Penggunaan pupuk tanpa unsur Zn (N & P).
- Peningkatan pH tanah yang disebab kan oleh penggantian pupuk Za ke Urea.
- Drainase yang buruk Tanah pasir
Gejala padi asam-asaman:
- Noda – noda coklat pd daun
- Pertumbuhan bibit terhambat / kerdil
- Bibit yg baru pindah tidak tumbuh
- Daun menjadi kaku
- Daun berwarna kecoklatan dan menyempit
- Pada 3-4 minggu setelah tanam ¾ tan. mati
Cara mengatasi padi asam-asaman:
- Gunakanlah fungisida yang mengandung unsur Zn
- Usahakan air bisa mengalir keluar dan tidak menggenang.
Hingga saat ini
membedakan gangguan yang disebabkan oleh penyakit atau hama yang
menyerang tanaman, khususnya pada tanaman padi oleh sebagian kalangan
petani masih rancu dan membingungkan. Untuk itu kita bisa belajar
bersama membedakan, mengamati dan mendalami apa yang menjadi penyebab
untuk menemukan cara mengatasinya dengan tepat.
Gambar: Padi yang terkena asem-aseman
Pada kesempatan ini, kita akan membahas gangguan pada tanaman padi yang
disebabkan oleh penyakit. Penyakit pada tanaman padi itu bisa
ditimbulkan oleh beberapa sebab antara lain oleh jamur, bakteri, virus,
dan atau karena keadaan tanah itu sendiri.
Salah satunya sering kita temui jika pada tanaman padi yang baru
beberapa saat ditanam, tadinya dalam keadaan hijau dan baik, tapi
tiba-tiba terlihat mulai menguning seperti terbakar (klorosis). Pada
pertumbuhannya ditemukan gejala kerdil (tidak mau tumbuh), akarnya
tampak coklat kekuningan, dan keseluruhan daun berwarna kecoklatan
hingga akhirnya habis yang berujung terjadinya kematian pada jaringan
batang serta akarnya. Inilah yang dinamakan tanaman padi terjangkit
“asem-aseman”, begitu petani biasa menyebutnya.
Gejala terkena asem-aseman ini biasanya muncul hampir tiap tahun pada
musim tanam II, yaitu antara bulan Maret-April pada umur 2-4 minggu
setelah tanam terutama musim kemarau (juga bisa dimusim hujan). Kejadian
seperti ini akan semakin banyak dijumpai pada lahan sawah yang
kandungan C-organiknya rendah, ditambah kebiasaan petani kita yang
menggenangi sawahnya dengan tujuan untuk menekan pertumbuhan gulma
terutaman saat tanaman masih di usia muda. Pada lahan dengan drainase
yang buruk (tidak mendapat masukkan dan air sulit dibuang dari petakan),
juga akan dipastikan sangat mudah terjangkiti asem-aseman ini. Kondisi
ini jelas akan mengurangi suplai dan proses pertukaran oksigen di dalam
tanah, yang mana fungsinya sangat penting bagi perkembangan akar.
Disebut juga gejala asem-aseman ini terjadi, karena proses
perombakan/pelapukan bahan organik sisa jerami oleh mikroorganisme di
lahan tersebut yang belum selesai.
Namun biasanya sebagian petani masih menganggap, bahwa kondisi tanaman
yang demikian karena kekurangan unsur hara dengan kandungan N. Akhirnya
ditambahlah pemakaian pupuk Urea yang mana bukannya daun menjadi hijau
kembali, tapi malah akan semakin memperparah kondisi. Karena perlakuan
seperti ini membuat terjadinya penurunan pH, tanah menjadi semakin asam,
akhirnya tanaman keracunan Fe dan Na juga bisa timbul senyawa berbahaya
seperti Asam Sulfat (H2SO4). Apalagi jika tanaman masih muda, bisa
tambah makin parah jika dibarengi adanya serangan sundep (penggerek
batang).
Belajar dari pengalaman dan pengamatan di lahan juga sharing dari
beberapa teman petani lain yang sudah lebih dulu tahu, ternyata
mengatasi gejala terkena asem-aseman tidaklah sulit. Berikut beberapa
cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi atau bisa mencegah terjadinya
asem-aseman pada tanaman padi :
Perbaiki drainase lahan agar air bisa segera dibuang tidak terus
menggenang, atau bisa dibuat parit di sekeliling petakan lahan untuk
memudahkan air terkumpul di pinggir.
Melakukan penundaan waktu tanam sampai proses pelapukan sisa bahan
organik selesai dengan sempurna, bisa tambahkan bahan perombak berbahan
mikroorganisme tangguh untuk mempercepat proses. Imbangi dengan
pengolahan lahan yang baik.
Tambahkan setiap proses pengolahan lahan dengan pupuk kompos/kohe
yang sudah matang sempurna minimal 2 ton per hektar, agar ketersediaan
hara tetap terjaga dan meningkatkan sediaan C-Organik. Sehingga
memperbesar daya serap air dan meremajakan tanah, sekalian bisa
mengurangi pemakaian urea. Juga bisa tambahkan ZnSO4 15-20 kg per hektar
lahan.
Jika sudah terlanjur muncul gejala asem-aseman, undur jadwal
pemupukan dengan unsur N bisa 20 HST atau lebih. Ganti sumber unsur N
dari ZA, dan perhatikan asupan pupuk berimbang dengan kandungan P dan K
sesuai anjuran. Karena akar sedang bermasalah, berikan juga larutan
pupuk Zinc (ZnSO4) atau pupuk yang mengandung unsur Zn melalui aplikasi
semprot pada daun 4-5 sendok makan per 14 liter air untuk membantu
memulihkannya. (dengan Bio Optifarm juga mengandung Zinc, dosis aplikasi
3 tutup untuk 14 liter air).
Pada lahan sawah dengan pola tanam padi-padi-padi, dianjurkan juga
untuk menggunakan varietas yang lebih toleran tehadap asem-aseman
seperti Kalimas-Sintanur-Membramo.
Demikian beberapa cara untuk mengatasi asem-aseman yang bisa kita
lakukan, dengan melakukan pengamatan harian pada lahan (rajin
ditengok/ditiliki sawahe), diharapkan penanganan pada masalah yang
timbul bisa segera tertangani dengan cepat.
Apalagi jika ada tanda-tanda serangan hama maupun penyakit lainnya,
sehingga kerugian yang akan terjadi bisa dihindari seminimal mungkin.
Penambahan dengan Pupuk Organik Cair plus Hayati Majemuk Bio Optifarm
juga sangat kami anjurkan, karena selain mengandung mikroorganisme
tangguh untuk mempercepat proses perombakan bahan organik. Kandungan
Zinc (Zn) dan C-Organik yang ada didalamnya, juga membantu mempercepat
pemulihan tanaman padi yang terkena gejala asem-aseman. Mikroorganisme
didalam Bio Optifarm juga bisa turut membantu menormalkan kembali
kondisi pH tanah yang terlanjur asam. Pemberian dengan dosis yang tepat
akan memaksimalkan hasil.
Mohon maaf jika ada kekurangannya karena keterbatasan ilmu kami, semoga
ini bermanfaat....(epm)
Baca juga : Update. Testimoni, Bio Optifarm juga bisa membantu atasi
asem-aseman
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Hingga saat ini
membedakan gangguan yang disebabkan oleh penyakit atau hama yang
menyerang tanaman, khususnya pada tanaman padi oleh sebagian kalangan
petani masih rancu dan membingungkan. Untuk itu kita bisa belajar
bersama membedakan, mengamati dan mendalami apa yang menjadi penyebab
untuk menemukan cara mengatasinya dengan tepat.
Gambar: Padi yang terkena asem-aseman
Pada kesempatan ini, kita akan membahas gangguan pada tanaman padi yang
disebabkan oleh penyakit. Penyakit pada tanaman padi itu bisa
ditimbulkan oleh beberapa sebab antara lain oleh jamur, bakteri, virus,
dan atau karena keadaan tanah itu sendiri.
Salah satunya sering kita temui jika pada tanaman padi yang baru
beberapa saat ditanam, tadinya dalam keadaan hijau dan baik, tapi
tiba-tiba terlihat mulai menguning seperti terbakar (klorosis). Pada
pertumbuhannya ditemukan gejala kerdil (tidak mau tumbuh), akarnya
tampak coklat kekuningan, dan keseluruhan daun berwarna kecoklatan
hingga akhirnya habis yang berujung terjadinya kematian pada jaringan
batang serta akarnya. Inilah yang dinamakan tanaman padi terjangkit
“asem-aseman”, begitu petani biasa menyebutnya.
Gejala terkena asem-aseman ini biasanya muncul hampir tiap tahun pada
musim tanam II, yaitu antara bulan Maret-April pada umur 2-4 minggu
setelah tanam terutama musim kemarau (juga bisa dimusim hujan). Kejadian
seperti ini akan semakin banyak dijumpai pada lahan sawah yang
kandungan C-organiknya rendah, ditambah kebiasaan petani kita yang
menggenangi sawahnya dengan tujuan untuk menekan pertumbuhan gulma
terutaman saat tanaman masih di usia muda. Pada lahan dengan drainase
yang buruk (tidak mendapat masukkan dan air sulit dibuang dari petakan),
juga akan dipastikan sangat mudah terjangkiti asem-aseman ini. Kondisi
ini jelas akan mengurangi suplai dan proses pertukaran oksigen di dalam
tanah, yang mana fungsinya sangat penting bagi perkembangan akar.
Disebut juga gejala asem-aseman ini terjadi, karena proses
perombakan/pelapukan bahan organik sisa jerami oleh mikroorganisme di
lahan tersebut yang belum selesai.
Namun biasanya sebagian petani masih menganggap, bahwa kondisi tanaman
yang demikian karena kekurangan unsur hara dengan kandungan N. Akhirnya
ditambahlah pemakaian pupuk Urea yang mana bukannya daun menjadi hijau
kembali, tapi malah akan semakin memperparah kondisi. Karena perlakuan
seperti ini membuat terjadinya penurunan pH, tanah menjadi semakin asam,
akhirnya tanaman keracunan Fe dan Na juga bisa timbul senyawa berbahaya
seperti Asam Sulfat (H2SO4). Apalagi jika tanaman masih muda, bisa
tambah makin parah jika dibarengi adanya serangan sundep (penggerek
batang).
Belajar dari pengalaman dan pengamatan di lahan juga sharing dari
beberapa teman petani lain yang sudah lebih dulu tahu, ternyata
mengatasi gejala terkena asem-aseman tidaklah sulit. Berikut beberapa
cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi atau bisa mencegah terjadinya
asem-aseman pada tanaman padi :
Perbaiki drainase lahan agar air bisa segera dibuang tidak terus
menggenang, atau bisa dibuat parit di sekeliling petakan lahan untuk
memudahkan air terkumpul di pinggir.
Melakukan penundaan waktu tanam sampai proses pelapukan sisa bahan
organik selesai dengan sempurna, bisa tambahkan bahan perombak berbahan
mikroorganisme tangguh untuk mempercepat proses. Imbangi dengan
pengolahan lahan yang baik.
Tambahkan setiap proses pengolahan lahan dengan pupuk kompos/kohe
yang sudah matang sempurna minimal 2 ton per hektar, agar ketersediaan
hara tetap terjaga dan meningkatkan sediaan C-Organik. Sehingga
memperbesar daya serap air dan meremajakan tanah, sekalian bisa
mengurangi pemakaian urea. Juga bisa tambahkan ZnSO4 15-20 kg per hektar
lahan.
Jika sudah terlanjur muncul gejala asem-aseman, undur jadwal
pemupukan dengan unsur N bisa 20 HST atau lebih. Ganti sumber unsur N
dari ZA, dan perhatikan asupan pupuk berimbang dengan kandungan P dan K
sesuai anjuran. Karena akar sedang bermasalah, berikan juga larutan
pupuk Zinc (ZnSO4) atau pupuk yang mengandung unsur Zn melalui aplikasi
semprot pada daun 4-5 sendok makan per 14 liter air untuk membantu
memulihkannya. (dengan Bio Optifarm juga mengandung Zinc, dosis aplikasi
3 tutup untuk 14 liter air).
Pada lahan sawah dengan pola tanam padi-padi-padi, dianjurkan juga
untuk menggunakan varietas yang lebih toleran tehadap asem-aseman
seperti Kalimas-Sintanur-Membramo.
Demikian beberapa cara untuk mengatasi asem-aseman yang bisa kita
lakukan, dengan melakukan pengamatan harian pada lahan (rajin
ditengok/ditiliki sawahe), diharapkan penanganan pada masalah yang
timbul bisa segera tertangani dengan cepat.
Apalagi jika ada tanda-tanda serangan hama maupun penyakit lainnya,
sehingga kerugian yang akan terjadi bisa dihindari seminimal mungkin.
Penambahan dengan Pupuk Organik Cair plus Hayati Majemuk Bio Optifarm
juga sangat kami anjurkan, karena selain mengandung mikroorganisme
tangguh untuk mempercepat proses perombakan bahan organik. Kandungan
Zinc (Zn) dan C-Organik yang ada didalamnya, juga membantu mempercepat
pemulihan tanaman padi yang terkena gejala asem-aseman. Mikroorganisme
didalam Bio Optifarm juga bisa turut membantu menormalkan kembali
kondisi pH tanah yang terlanjur asam. Pemberian dengan dosis yang tepat
akan memaksimalkan hasil.
Mohon maaf jika ada kekurangannya karena keterbatasan ilmu kami, semoga
ini bermanfaat....(epm)
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Hingga saat ini
membedakan gangguan yang disebabkan oleh penyakit atau hama yang
menyerang tanaman, khususnya pada tanaman padi oleh sebagian kalangan
petani masih rancu dan membingungkan. Untuk itu kita bisa belajar
bersama membedakan, mengamati dan mendalami apa yang menjadi penyebab
untuk menemukan cara mengatasinya dengan tepat.
Gambar: Padi yang terkena asem-aseman
Pada kesempatan ini, kita akan membahas gangguan pada tanaman padi yang
disebabkan oleh penyakit. Penyakit pada tanaman padi itu bisa
ditimbulkan oleh beberapa sebab antara lain oleh jamur, bakteri, virus,
dan atau karena keadaan tanah itu sendiri.
Salah satunya sering kita temui jika pada tanaman padi yang baru
beberapa saat ditanam, tadinya dalam keadaan hijau dan baik, tapi
tiba-tiba terlihat mulai menguning seperti terbakar (klorosis). Pada
pertumbuhannya ditemukan gejala kerdil (tidak mau tumbuh), akarnya
tampak coklat kekuningan, dan keseluruhan daun berwarna kecoklatan
hingga akhirnya habis yang berujung terjadinya kematian pada jaringan
batang serta akarnya. Inilah yang dinamakan tanaman padi terjangkit
“asem-aseman”, begitu petani biasa menyebutnya.
Gejala terkena asem-aseman ini biasanya muncul hampir tiap tahun pada
musim tanam II, yaitu antara bulan Maret-April pada umur 2-4 minggu
setelah tanam terutama musim kemarau (juga bisa dimusim hujan). Kejadian
seperti ini akan semakin banyak dijumpai pada lahan sawah yang
kandungan C-organiknya rendah, ditambah kebiasaan petani kita yang
menggenangi sawahnya dengan tujuan untuk menekan pertumbuhan gulma
terutaman saat tanaman masih di usia muda. Pada lahan dengan drainase
yang buruk (tidak mendapat masukkan dan air sulit dibuang dari petakan),
juga akan dipastikan sangat mudah terjangkiti asem-aseman ini. Kondisi
ini jelas akan mengurangi suplai dan proses pertukaran oksigen di dalam
tanah, yang mana fungsinya sangat penting bagi perkembangan akar.
Disebut juga gejala asem-aseman ini terjadi, karena proses
perombakan/pelapukan bahan organik sisa jerami oleh mikroorganisme di
lahan tersebut yang belum selesai.
Namun biasanya sebagian petani masih menganggap, bahwa kondisi tanaman
yang demikian karena kekurangan unsur hara dengan kandungan N. Akhirnya
ditambahlah pemakaian pupuk Urea yang mana bukannya daun menjadi hijau
kembali, tapi malah akan semakin memperparah kondisi. Karena perlakuan
seperti ini membuat terjadinya penurunan pH, tanah menjadi semakin asam,
akhirnya tanaman keracunan Fe dan Na juga bisa timbul senyawa berbahaya
seperti Asam Sulfat (H2SO4). Apalagi jika tanaman masih muda, bisa
tambah makin parah jika dibarengi adanya serangan sundep (penggerek
batang).
Belajar dari pengalaman dan pengamatan di lahan juga sharing dari
beberapa teman petani lain yang sudah lebih dulu tahu, ternyata
mengatasi gejala terkena asem-aseman tidaklah sulit. Berikut beberapa
cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi atau bisa mencegah terjadinya
asem-aseman pada tanaman padi :
Perbaiki drainase lahan agar air bisa segera dibuang tidak terus
menggenang, atau bisa dibuat parit di sekeliling petakan lahan untuk
memudahkan air terkumpul di pinggir.
Melakukan penundaan waktu tanam sampai proses pelapukan sisa bahan
organik selesai dengan sempurna, bisa tambahkan bahan perombak berbahan
mikroorganisme tangguh untuk mempercepat proses. Imbangi dengan
pengolahan lahan yang baik.
Tambahkan setiap proses pengolahan lahan dengan pupuk kompos/kohe
yang sudah matang sempurna minimal 2 ton per hektar, agar ketersediaan
hara tetap terjaga dan meningkatkan sediaan C-Organik. Sehingga
memperbesar daya serap air dan meremajakan tanah, sekalian bisa
mengurangi pemakaian urea. Juga bisa tambahkan ZnSO4 15-20 kg per hektar
lahan.
Jika sudah terlanjur muncul gejala asem-aseman, undur jadwal
pemupukan dengan unsur N bisa 20 HST atau lebih. Ganti sumber unsur N
dari ZA, dan perhatikan asupan pupuk berimbang dengan kandungan P dan K
sesuai anjuran. Karena akar sedang bermasalah, berikan juga larutan
pupuk Zinc (ZnSO4) atau pupuk yang mengandung unsur Zn melalui aplikasi
semprot pada daun 4-5 sendok makan per 14 liter air untuk membantu
memulihkannya. (dengan Bio Optifarm juga mengandung Zinc, dosis aplikasi
3 tutup untuk 14 liter air).
Pada lahan sawah dengan pola tanam padi-padi-padi, dianjurkan juga
untuk menggunakan varietas yang lebih toleran tehadap asem-aseman
seperti Kalimas-Sintanur-Membramo.
Demikian beberapa cara untuk mengatasi asem-aseman yang bisa kita
lakukan, dengan melakukan pengamatan harian pada lahan (rajin
ditengok/ditiliki sawahe), diharapkan penanganan pada masalah yang
timbul bisa segera tertangani dengan cepat.
Apalagi jika ada tanda-tanda serangan hama maupun penyakit lainnya,
sehingga kerugian yang akan terjadi bisa dihindari seminimal mungkin.
Penambahan dengan Pupuk Organik Cair plus Hayati Majemuk Bio Optifarm
juga sangat kami anjurkan, karena selain mengandung mikroorganisme
tangguh untuk mempercepat proses perombakan bahan organik. Kandungan
Zinc (Zn) dan C-Organik yang ada didalamnya, juga membantu mempercepat
pemulihan tanaman padi yang terkena gejala asem-aseman. Mikroorganisme
didalam Bio Optifarm juga bisa turut membantu menormalkan kembali
kondisi pH tanah yang terlanjur asam. Pemberian dengan dosis yang tepat
akan memaksimalkan hasil.
Mohon maaf jika ada kekurangannya karena keterbatasan ilmu kami, semoga
ini bermanfaat....(epm)
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Hingga saat ini
membedakan gangguan yang disebabkan oleh penyakit atau hama yang
menyerang tanaman, khususnya pada tanaman padi oleh sebagian kalangan
petani masih rancu dan membingungkan. Untuk itu kita bisa belajar
bersama membedakan, mengamati dan mendalami apa yang menjadi penyebab
untuk menemukan cara mengatasinya dengan tepat.
Gambar: Padi yang terkena asem-aseman
Pada kesempatan ini, kita akan membahas gangguan pada tanaman padi yang
disebabkan oleh penyakit. Penyakit pada tanaman padi itu bisa
ditimbulkan oleh beberapa sebab antara lain oleh jamur, bakteri, virus,
dan atau karena keadaan tanah itu sendiri.
Salah satunya sering kita temui jika pada tanaman padi yang baru
beberapa saat ditanam, tadinya dalam keadaan hijau dan baik, tapi
tiba-tiba terlihat mulai menguning seperti terbakar (klorosis). Pada
pertumbuhannya ditemukan gejala kerdil (tidak mau tumbuh), akarnya
tampak coklat kekuningan, dan keseluruhan daun berwarna kecoklatan
hingga akhirnya habis yang berujung terjadinya kematian pada jaringan
batang serta akarnya. Inilah yang dinamakan tanaman padi terjangkit
“asem-aseman”, begitu petani biasa menyebutnya.
Gejala terkena asem-aseman ini biasanya muncul hampir tiap tahun pada
musim tanam II, yaitu antara bulan Maret-April pada umur 2-4 minggu
setelah tanam terutama musim kemarau (juga bisa dimusim hujan). Kejadian
seperti ini akan semakin banyak dijumpai pada lahan sawah yang
kandungan C-organiknya rendah, ditambah kebiasaan petani kita yang
menggenangi sawahnya dengan tujuan untuk menekan pertumbuhan gulma
terutaman saat tanaman masih di usia muda. Pada lahan dengan drainase
yang buruk (tidak mendapat masukkan dan air sulit dibuang dari petakan),
juga akan dipastikan sangat mudah terjangkiti asem-aseman ini. Kondisi
ini jelas akan mengurangi suplai dan proses pertukaran oksigen di dalam
tanah, yang mana fungsinya sangat penting bagi perkembangan akar.
Disebut juga gejala asem-aseman ini terjadi, karena proses
perombakan/pelapukan bahan organik sisa jerami oleh mikroorganisme di
lahan tersebut yang belum selesai.
Namun biasanya sebagian petani masih menganggap, bahwa kondisi tanaman
yang demikian karena kekurangan unsur hara dengan kandungan N. Akhirnya
ditambahlah pemakaian pupuk Urea yang mana bukannya daun menjadi hijau
kembali, tapi malah akan semakin memperparah kondisi. Karena perlakuan
seperti ini membuat terjadinya penurunan pH, tanah menjadi semakin asam,
akhirnya tanaman keracunan Fe dan Na juga bisa timbul senyawa berbahaya
seperti Asam Sulfat (H2SO4). Apalagi jika tanaman masih muda, bisa
tambah makin parah jika dibarengi adanya serangan sundep (penggerek
batang).
Belajar dari pengalaman dan pengamatan di lahan juga sharing dari
beberapa teman petani lain yang sudah lebih dulu tahu, ternyata
mengatasi gejala terkena asem-aseman tidaklah sulit. Berikut beberapa
cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi atau bisa mencegah terjadinya
asem-aseman pada tanaman padi :
Perbaiki drainase lahan agar air bisa segera dibuang tidak terus
menggenang, atau bisa dibuat parit di sekeliling petakan lahan untuk
memudahkan air terkumpul di pinggir.
Melakukan penundaan waktu tanam sampai proses pelapukan sisa bahan
organik selesai dengan sempurna, bisa tambahkan bahan perombak berbahan
mikroorganisme tangguh untuk mempercepat proses. Imbangi dengan
pengolahan lahan yang baik.
Tambahkan setiap proses pengolahan lahan dengan pupuk kompos/kohe
yang sudah matang sempurna minimal 2 ton per hektar, agar ketersediaan
hara tetap terjaga dan meningkatkan sediaan C-Organik. Sehingga
memperbesar daya serap air dan meremajakan tanah, sekalian bisa
mengurangi pemakaian urea. Juga bisa tambahkan ZnSO4 15-20 kg per hektar
lahan.
Jika sudah terlanjur muncul gejala asem-aseman, undur jadwal
pemupukan dengan unsur N bisa 20 HST atau lebih. Ganti sumber unsur N
dari ZA, dan perhatikan asupan pupuk berimbang dengan kandungan P dan K
sesuai anjuran. Karena akar sedang bermasalah, berikan juga larutan
pupuk Zinc (ZnSO4) atau pupuk yang mengandung unsur Zn melalui aplikasi
semprot pada daun 4-5 sendok makan per 14 liter air untuk membantu
memulihkannya. (dengan Bio Optifarm juga mengandung Zinc, dosis aplikasi
3 tutup untuk 14 liter air).
Pada lahan sawah dengan pola tanam padi-padi-padi, dianjurkan juga
untuk menggunakan varietas yang lebih toleran tehadap asem-aseman
seperti Kalimas-Sintanur-Membramo.
Demikian beberapa cara untuk mengatasi asem-aseman yang bisa kita
lakukan, dengan melakukan pengamatan harian pada lahan (rajin
ditengok/ditiliki sawahe), diharapkan penanganan pada masalah yang
timbul bisa segera tertangani dengan cepat.
Apalagi jika ada tanda-tanda serangan hama maupun penyakit lainnya,
sehingga kerugian yang akan terjadi bisa dihindari seminimal mungkin.
Penambahan dengan Pupuk Organik Cair plus Hayati Majemuk Bio Optifarm
juga sangat kami anjurkan, karena selain mengandung mikroorganisme
tangguh untuk mempercepat proses perombakan bahan organik. Kandungan
Zinc (Zn) dan C-Organik yang ada didalamnya, juga membantu mempercepat
pemulihan tanaman padi yang terkena gejala asem-aseman. Mikroorganisme
didalam Bio Optifarm juga bisa turut membantu menormalkan kembali
kondisi pH tanah yang terlanjur asam. Pemberian dengan dosis yang tepat
akan memaksimalkan hasil.
Mohon maaf jika ada kekurangannya karena keterbatasan ilmu kami, semoga
ini bermanfaat....(epm)
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap
Posting Komentar